Paparan Akhir Penyusunan Peta Potensi ESDM dan Pemanfaatan Panas Bumi di Kabupaten Kebumen
Paparan Akhir Penyusunan Peta Potensi ESDM dan Pemanfaatan Panas Bumi di Kabupaten Kebumen
KEBUMEN - Paparan Akhir Penyusunan Peta Potensi ESDM dan Pemanfaatan Panas Bumi di Kabupaten Kebumen dilaksanakan pada Hari Kamis tanggal 9 September 2021 di Ruang Rapat Mal Pelayanan Publik Kabupaten Kebumen. Paparan dipimpin oleh Karyanto, SH. MM selaku Kepala Bidang Izin Non Usaha DPMPTSP Kabupaten Kebumen.
Sebagai narasumber pada paparan ini yaitu Aji Bagas Putro, ST dari CV. Pijar Mulya Wisesa selaku Penyusun. Pengamat dalam paparan tersebut yaitu Taufiq Widayanto, S.T. dari Cabang Dinas ESDM Wilayah Serayu Selatan, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah dan Kuncahyo T. Widayato, S.T. dari Laboratorium Sumber Daya Mineral Universitas Diponegoro.
Hasil Paparan Laporan Akhir Penyusunan Peta Potensi Energi Sumber Daya Mineral dan Pemanfaatan Langsung Panas Bumi di Kabupaten Kebumen. Dengan banyaknya potensi energi panas bumi yang di miliki Indonesia, penyelidikan potensi atau prospek panas bumi yang muncul di berbagai wilayah sangat penting untuk mendapatkan gambaran kuantitatif dan kualitatif potensi energi sumber panas bumi. Salah satunya adalah panas bumi di Desa Krakal Kecamatan Alian dan Desa Wadasmalang Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen.
a. Potensi Sumber Air Panas Desa Krakal Kecamatan Alian merupakan Kawasan Pemandian Air Panas yang berdiri di atas Lahan seluas 1.86 hektar. Berdasarkan hasil kajian terdapat dua jenis arahan pengembangan yaitu arahan pengembangan berbasis ekonomi dan arahan pengembangan berbasis berkelanjutan.
b. Potensi Sumber Air Panas Desa Wadasmalang Kecamatan Karangsambung yang berada di Kawasan Kalianget Wadasmalang dengan luas lahan 0,72 hektar. Berdasarkan kondisi terkini dari manifestasi panas bumi Wadasmalang (Kalianget) dapat diketahui bahwa kemunculan air panas yang letaknya di atas bukit pada sisi barat laut sungai lebih lanjut dialirkan kea rah sungai menggunakan semacam parit alam dan disambungkan pada bagian ujung yang menghadap ke sungai dengan bilah bambu. Untuk masalah pengembangan yang mengarah pada komersial, dalam hal ini dalam skala bisnis wisata terbentur dengan banyaknya kendala seperti minimnya ruanng pengembangan, kurangnya akses serta infrastruktur pendukung, dan kecilnya jumlah debit keluaran air panas apabila dibandingkan dengan lokasi Krakal. Arahan yang disarankan untuk pengembangan wisata di daerah Wadasmalang lebih diajukan untuk mengembangkan wisata air berbasis sungai yang mengalir di dekat sumber air panas.
Berdasarkan hal tersebut maka disarankan untuk melakukan beberapa kajian lanjutan yang melibatkan lebih banyak disiplin ilmu baik di dalam maupun di luar ranah ilmu kebumian sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan dalam arahan pengembangan yang diberikan.